Dari semua orang yang saya kenal, Peter mungkin satu-satunya yang bersikeras kalau liner notes merupakan bagian penting dari sebuah rilisan fisik. Ini ia lakukan buat semua rilisan Anoa Records. Tak terkecuali buat album yang sedang kalian pegang ini. "Spin Your Wheels", album perdana Texpack yang hebat ini tak perlu pengakuan lebih, apalagi dari orang seperti saya. "Request kami dan band-nya" kata Peter kemarin. Yasudah lah, toh menulis tentang hal-hal yang saya sukai adalah hobi yang menyenangkan.
Saya berpapasan dengan Texpack melalui single "Wasted", 2017 atau 2016 saya lupa. Sebagai rekan sejawat Pavement dan Malkmus-mania, single ini otomatis langsung menarik perhatian. Pavement punya banyak fase sound, salah satunya, dan mungkin fase favorit saya adalah era Watery Domestic dan Crooked Rain Crooked Rain. Texpack menjiwai dan mengasimilasi fase ini dengan sangat baik sebagai tulang punggung sound mereka. Ini masih jadi hal yang konsisten dari papasan pertama di "Wasted", hingga "Spin Your Wheels" yang sudah saya dengarkan full empat kali semenjak Dimas melampirkannya melalui e-mail Senin malam kemarin.
Perkembangan karakter Texpack dari titik "Wasted" hingga sekarang sangat terasa. Mereka seperti telah menemukan formula yang tepat dan terasa nyaman dengan apa yang dimainkan. Lagu-lagu di Spin Your Wheels amat matang serta punya karakter yang konsisten. Guided By Voices, Superchunk, hingga The Breeders punya andil yang jelas di 12 lagu dalam album ini. Tapi, ada dua elemen spesial yang membuat Texpack jauh lebih baik dibandingkan band yang masih berkutat dan berusaha mereplikasi influence-influence mereka.
Elemen pertama: Texpack punya energi muda yang sudah lama tidak saya temukan di band-band muda lainnya. Energi ini terasa di aransemen, cara pelafalan vokal, pemilihan kata, mood, dan segala hal yang mereka rekam. Yah.. umur memang tak bisa bohong barangkali, ini juga berlaku buat mereka yang masih muda. Sangat sulit mendeskripsikan energi atau raw power ini, akan lebih jelas jika didengarkan dan dirasakan secara langsung. Khususnya di dua track pertama; "Murder Machine" dan "Heartless Stoic Boy". Saya tersenyum dan bertepuk tangan kecil ketika pertama kali mendengar dua track ini, Texpack terdengar 10 kali lebih pro, tapi energi spesial yang saya rasakan sejak "Wasted" ini masih jelas terdengar.
Elemen satu lagi adalah suksesnya Texpack meramu rasa manis yang biasanya tidak saya temukan pada band dengan approach sound sejenis (Jangan disamakan dengan tipe musik seperti Barefood, ada perbedaan fundamental pada keduanya). Texpack terasa seperti segitiga sama sisi yang kokoh antara "coolness"-nya Pavement, manisnya Teenage Fanclub, dan energi Superchunk. Ini hasil dari songwriting yang kuat dan guitar work yang luar biasa. Waduh, bahkan saya belum membahas guitar work dari Spin Your Wheels, kalau saya bahas detail, liner notes ini bisa lebih lebih panjang dari seharusnya. Intinya, album ini adalah "guitar album" lokal yang sempurna bagi saya, dan Pian adalah gitaris terbaik yang dimiliki scene saat ini. Melihat Texpack secara live hukumnya Wajib, 60% karena energi yang saya deskripsikan di atas, 40% lagi karena Pian yang sembarangan memutar-mutar tuning peg dan mampu meneruskan porsi lead-nya tanpa terdengar sumbang.
Dan bicara soal live. Saya tidak sabar menantikan semua lagu di album ini dimainkan langsung. Sebaik-baiknya rilisan mereka, Texpack adalah band live yang lebih baik lagi.
Oh ya, satu lagi. "Gadog" adalah hal terbaik yang direkam di 2019.
Alvi Iftikhar - Gasccoigne
Ditulis selama dua setengah jam.
All songs composed by Texpack
Lyrics written by Dom and Afnan
Engineer by Sany
Assist. engineer by Deni Noviandi
Artwork and Layout by Dom
Photograpy by Arafat Zawaid
Thanks to:
Ahong - Drums on track 1 & 2
Bizen for drums and Edo Wallad for spoken words on track 5
Recorded at Bem Co Records